Kamis, 27 Mei 2010

MELESTARIKAN LINGKUNGAN MENCEGAH BUMI DARI PEMANASAN GLOBAL

Adalah kepedulian dan keprihatinan terhadap nasib bumi yang memunculkan prakarsa peringatan hari bumi (Eearh Day). Prakarsa yang diperingati setiap tanggal 22 April sejak tahun 1970 ini mengajak siapa saja untuk terlibat dan menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang lebih baik dan menyenangkan.
Pemanasan global adalah hal yang nyata dan berpotensi menghancurkan kehidupan. Yang menyedihkan, manusia turut bertanggung jawab terhadap terjadinya pemanasan global. Tidak terlalu sulit sebenarnya melacak ulah manusia yang menyebabkan pemanasan global. Tengok saja di jalan-jalan raya, setiap hari jutaan kendaraan mengeluarkan polusi asap akibat penggunaan bahan bakar fosil. Pembakaran bahan baker fosil antara lain menghasilkan karbondioksida, yaitu salah satu gas rumah kaca utama yang bertanggung jawab mempengaruhi keseimbangan radiasi bumi.
Seperti di ketahui, gas rumah kaca merupakan gas yang terdapat pada atmosfer bumi yang menyerap dan memancarkan sinar inframerah atau radiasi sehingga menyebabkan pemanasan atmosfer. Gas-gas rumah kaca utama adalah uap air, karbon dioksida, nitrogen dioksida, metana dan ozon. Pada bulan maret 2006, derajat CO2 adalah 381 ppm, yaitu 100 ppm di atas derajat rata-rata pada masa pra industri.
Padahal di sisi lain, hutan sebagai paru-paru bumi terus berkurang. Menurut data Departemen Kehutanan selama periode 2003-2006, laju kerusakan hutan (deforestasi) Indonesia adalah sebesar 1,17 juta hektar per tahun. Sementara itu, laju deforestasi di pulau jawa sebesar 2.500 hektar per tahun atau 0,2 persen dari total deforestasi Indonesia.
Rusaknya paru-paru bumi ini tidak hanya mengancam kehidupan manyarakat, tetapi juga mengancam kelestarian satwa endemic, seperti lutung jawa, owa jawa, suruli, macan tutul, elang jawa, dan merak. Kehidupan mereka terancam karena hutan habitat mereka rusak. Sementara itu, rusaknya hutan karena dijadikan lokasi pabrik dapat menyebabkan bencana banjir atau tanah longsor.
Kerusakan hutan dan lingkungan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh masyarakat. Karena, pada akhirnya, masyarakat luas juga yang merasakan dampaknya. Ada banyak hal sebenarnya yang dapat dilakukan terkait nasib bumi dan pelestarian lingkungan. Banyak organisasi-organisasi bahu-membahu melencarkan program-program terpadu, bekerja sama dengan pemerintah, untuk mengatasi berbagai problem lingkungan.
Salah satu lembaga melakukan prakarsa program untuk membantu kelestarian dan perawatan lingkungan. Program-program yang dilakukan antara lain konservasi mangrove dipantai dan koservasi hutan. Hutan mangrove menjadi salah satu focus perhatian mengigat Indonesia merupakan Negara yang memiliki kawasan hutan mangrove terluas di dunia, mencapai 25 persen dari total. Mangrove memiliki fungsi yang sangat penting baik secara ekologi maupun ekonomi. Sayangnya, semakin berkembangnya infrastruktur, pemukiman, pertanian, perikanan, dan industri di tanah air membuat banyak hutan mangrove digusur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar