Kamis, 27 Mei 2010

DARI HIJAUNYA PEGUNUNGAN HINGGA POTENSI KEBAKARAN HUTAN

Saat mendengar nama Wonosobo, kota kecil di Provinsi Jawa Tengah, yang terbesit dalam pikiran kita adalah pegunungan Dieng yang mempesona dan manisan carica (sejenis papaya) dengan rasanya yang khas. Pasalnya, sepanjang jalan menuju pegunungan Dieng memang penuh liku dan mendebarkan, tetapi sekaligus mengagunkan. Apalagi, sejuknya hawa pegunungan siap menyentuh kulit dan kalbu.
Hamparan kebun teh bak permadani untuk sang raja, hadir menyabut saat memasuki area perkebunan. Suasana romantis pun semakin kental dengan kondisi langit di pegunungan yangb sering berawan. Kesan teduh yang berpadu dengan hujaunya pohon teh semakin membuat hati tersadar, begitu agungnya kuasa Tuhan. Terkadang, sinar matahari yang menyeruak dari sela awan dan gunung Sindoro tentu membuat hati merasa tenang dan damai.
Tak hanya mengagumi keindahan alamnya, kita juga bisa berjalan-jalan mengitari kebun teh yang menyehatkan jiwa raga. Bila beruntung, keramahan dan kesederhanaan wanita-wanita pemetik teh akan menyapu kalbu ditengah perjalanan. Saat matahari mulai merekah adalah saat yang tepat untuk menyaksikan kepiawaian mereka memetik daun teh. Memanjakan jiwa raga di tengan hijaunya pegunungan memang sangat menyenangkan, tetapi itu sangat bertolak belakang dengan beberapa kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Seperti halnya terjadi di Jambi, potensi munculnya titik-titik api kian meningkat di Provinsi Jambi pada masa transisi menuju kemarau tahun ini. Sejumlah titik api di wilayah itu juga mulai terpantau satelit NOAA, kondisi ini dipicu suhu udara pada siang hari mencapai 34 derajat Celsius. Supervisor Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi mengatakan bahwa potensi tumbuhnya titik-titik api didorong oleh suhu yang tinggi dalam sebulan terakhir.
Pada siang hari suhu bisa mencapai hingga 32 derajat Celsius. Tingginya suhu pada siang hari akan meningkatkan pembentukan awan-awan konvektif. Hal itu memunculkan angin kencang disertai hujan pada sore hingga malam hari. Pergerakan angina juga dililai sangat cepat, mencapai hingga 30 kilometer per jam dari kondisi normal 10 knot. Dua kondisi itulah yang memicu timbulnya titik-titik api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar