HUBUNGAN
KECANDUAN CHATTING DENGAN
PROKRASTINASI
AKADEMIK
Annisa
Zulaicha & Inhastuti Sugiasih
Globalisasi membawa
banyak perubahan pesat antara lain kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,
sehingga masyarakat Inodensia perlu menhadapi dan menyesuaikan diri dengan
keadaan ini. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan
kualitas sumber daya manusia. Salah satunya dengan perhatian lebih pada
pendidikan dan sumber daya manusia itu sendiri. Masyarakat Indonesia di
harapkan mamapu mengikuti kecepatan globalisasi tersebut dengan kesungguhan
belajar dan menyelesaikan pendidikan dengan hasil yang optimal untuk
tercapainya suatu perubahan yang lebih maju.
Proses pendidikan
dianggap baik jika mampu memberi sumbangan terhadap pengembangan manusia
seutuhnya. Tujuan pendidikan terkadang tidak sesuai dengan harapan. Salah satu
penyebabnya adalah sikap mental pelajar yang kurang disiplin dalam belajar.
Kurangnya kesadaran siswa untuk belajar dipengaruhi oleh adanya kecenderungan
untuk berusaha mencapai kesenangan dan menghindari perasaan yang tidak
menyenangkan. Hal-hal yang dianggap menyenangkan bagi seorang pelajar biasanya
lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas yang bersifat hiburan seperti:
berjalan-jalan, menonton televise, makan dan mengobrol di kafe ataupun rumah
makan bersama teman-teman sebayanya, membaca komik, novel atau majalah, pergi
ke bioskop, chatting, dan lain sebagainya. Perilaku seperti inilah yang sering
membuat para pelajar cenderung melupakan tugas-tugas akademik, sehingga menunda
samapai batas waktunya, dan mengerjakannya sampai pada saat beberapa jam bahkan
beberapa menit sebelum deadline (Rizvi, 1997).
Perilaku menunda-nunda
pekerjaan dalam ilmu psikologi disebut sabagai prokrastinasi yang diambil dari
bahasa inggris procrastination. Secara harafiah berasal dari kata
“procrastinare” dalam bahasa latin yang berarti menunda sampai hari berikutnya.
Seseorang tidak dapat digolongkan sebagai penunda jika hanya melakukan sesekali
saja, terutama bila pekerjaan yang dilakukan tidak menyenangkan.
Pelajar sama halnya
dengan orang lain juga merupakan mahkluk social yang butuh berinteraksi dengan
lingkungannya. Menurut David McClelland, manusia mempunyai tiga kebutuhan,
yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa, dan kebutuhan
berafiliasi atau berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Salah satu cara
untuk bergaul atau berafiliasi dengan orang lain adalah dengan menggunakan
media internet salah satunya chatting.
Chatting mempunyai
dampak positif maupun negative. Dampak positifnya adalah manusia dapat
melakukan komunikasi tanpa batas ruang dan waktu, sedangkan dampak negative
dari chatting adalah membuat orang mengalami “kecanduan”. Kecanduan chatting
terjadi apabila para pelaku tidak dapat menghentikan dan mengontrol chatting
yang dilakukannya sehingga mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan orang
lain. Kecanduan chatting ini dapat memunculkan perilaku-perilaku bekerja,
kurangnya perhatian keluarga, kurangnya sosialisasi di dunia nyata, terjadinya
pergaulan bebas tanpa batas yang menjurus ke pornografi, dan muncul adanya
gangguan kesehatan seperti sakit pinggang, nyeri sendi, kelelahan yang
berlebihan, serta sulit konsentrasi karena berlama-lama duduk di depan
computer.
Kecanduan chatting ini
juga dialami oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa banyak menghabiskan waktunya
untuk chatting ketimbang mengerjakan tugas-tugas akademiknya. Peilaku
menunda-nunda suatu pekerjaan dikenal dengan istilah prokrastinasi. Secara
harafiah, prokrastinasi berasal dari bahasa latin “procrastinare”, dengan
awalan “pro” yang berarti kepunyaan hari esok atau jika diganubung artinya
menjadi “menunda sampai hari berikutnya”. Brown dan Holtzman (Rizvi, 1997)
berpendapat bahwa prokrastinasi sebagai suatu kegagalan untuk memulai atau
menyelesaikan suatu tugas dalam waktu tertentu. Berbeda dengan Silve (Rizvi
dkk, 1997) yang berpendapat prokrastinasi lebih besar dari sekedar
kecenderungan, melainkan suatu respon mengantisipasi tugas-tugas yang tidak
disukai, atau karena tidak memadainya penguatan atau keyakinan yang tidak
rasional yang menghambat kinerja.
Kecanduan chatting
adalah situasi dimana seseorang melakukan chatting sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari. Beberapa tanda kecanduan internet menurut Young (1999)
adalah: (a) pengguna internet mangalami perasaan tidak menyenangkan ketika
offline, (b) ketidakmampuan mengatur penggunaan internet, (c) berani mengambil
resiko “kehilangan” karena internet dan (d) menggunakan internet sebagai cara
melarikan diri dari masalah.
Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif anatara kecanduan
chatting di internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Makin tinggi
kecanduan chatting, maka makin tinggi pula prokrastinasi akademik pada
mahasiswa. Sebaliknya, makin rendah kecanduan chatting, maka makin rendah pula
prokrastinasi akademik mahasiswa.
Metode Penelitian
Subjek dalam penelitian
ini adalah mahasiswa mig33 yang aktif melakukan chatting minimal 6 bulan di
Salatiga dan Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala untuk mengukur kecanduan chatting dan skala untuk mengukur
prokrastinasi akademik. Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan
temnik korelasi Product Moment dari Karl Perason (Azwar, 1998).
Hasil
Sebelum dilakukan uji hipotesis maka
perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi yang digunakan adalah
uji normalitas dan uji linearitas dengan hasil sebagai berikut:
Uji linieritas antara
skala kecanduan chatting terhadap prokratinasi akademik diperoleh Flinier =
64,088 dengan p = 0,000 (p, 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa distribusi
skala kecanduan chatting terhadap prokrastinasi akademik adalah linier atau
kedua variabel membentuk garis lurus. Hasil uji korelasi antara kecanduan
chatting dan prokrastinasi akademik mahasiswa diperoleh rxy = 0,725 dengan p =
0,000 (p,0,01) dan koefisien determinasi R2 = 0,525. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecanduan chatting
dengan prokrastinasi akademik yang berarti hipotesis diterima. Sumbangan
efektif yang diberikan variable kecanduan chatting terhadap prokrastinasi
akademik sebesar 52,5%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis data yang telah dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa
ada hubungan positif yang sangat significant antara kecanduan chatting dengan
prokrastinasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Young (1999) bahwa penggunaan internet secara berlebihan dapat menimbulkan
seoran pelajar mengalami masalah akademik.
Sumber :
wuah.. skripsiku tahun 2011 😁
BalasHapus