Rabu, 21 November 2012

Sistem Informasi Psikologi 7 (Review Jurnal 2)


HUBUNGAN KECANDUAN CHATTING DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK
Annisa Zulaicha & Inhastuti Sugiasih


Globalisasi membawa banyak perubahan pesat antara lain kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga masyarakat Inodensia perlu menhadapi dan menyesuaikan diri dengan keadaan ini. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya dengan perhatian lebih pada pendidikan dan sumber daya manusia itu sendiri. Masyarakat Indonesia di harapkan mamapu mengikuti kecepatan globalisasi tersebut dengan kesungguhan belajar dan menyelesaikan pendidikan dengan hasil yang optimal untuk tercapainya suatu perubahan yang lebih maju.
Proses pendidikan dianggap baik jika mampu memberi sumbangan terhadap pengembangan manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan terkadang tidak sesuai dengan harapan. Salah satu penyebabnya adalah sikap mental pelajar yang kurang disiplin dalam belajar. Kurangnya kesadaran siswa untuk belajar dipengaruhi oleh adanya kecenderungan untuk berusaha mencapai kesenangan dan menghindari perasaan yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang dianggap menyenangkan bagi seorang pelajar biasanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas yang bersifat hiburan seperti: berjalan-jalan, menonton televise, makan dan mengobrol di kafe ataupun rumah makan bersama teman-teman sebayanya, membaca komik, novel atau majalah, pergi ke bioskop, chatting, dan lain sebagainya. Perilaku seperti inilah yang sering membuat para pelajar cenderung melupakan tugas-tugas akademik, sehingga menunda samapai batas waktunya, dan mengerjakannya sampai pada saat beberapa jam bahkan beberapa menit sebelum deadline (Rizvi, 1997).
Perilaku menunda-nunda pekerjaan dalam ilmu psikologi disebut sabagai prokrastinasi yang diambil dari bahasa inggris procrastination. Secara harafiah berasal dari kata “procrastinare” dalam bahasa latin yang berarti menunda sampai hari berikutnya. Seseorang tidak dapat digolongkan sebagai penunda jika hanya melakukan sesekali saja, terutama bila pekerjaan yang dilakukan tidak menyenangkan.
Pelajar sama halnya dengan orang lain juga merupakan mahkluk social yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut David McClelland, manusia mempunyai tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa, dan kebutuhan berafiliasi atau berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Salah satu cara untuk bergaul atau berafiliasi dengan orang lain adalah dengan menggunakan media internet salah satunya chatting.
Chatting mempunyai dampak positif maupun negative. Dampak positifnya adalah manusia dapat melakukan komunikasi tanpa batas ruang dan waktu, sedangkan dampak negative dari chatting adalah membuat orang mengalami “kecanduan”. Kecanduan chatting terjadi apabila para pelaku tidak dapat menghentikan dan mengontrol chatting yang dilakukannya sehingga mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Kecanduan chatting ini dapat memunculkan perilaku-perilaku bekerja, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya sosialisasi di dunia nyata, terjadinya pergaulan bebas tanpa batas yang menjurus ke pornografi, dan muncul adanya gangguan kesehatan seperti sakit pinggang, nyeri sendi, kelelahan yang berlebihan, serta sulit konsentrasi karena berlama-lama duduk di depan computer.
Kecanduan chatting ini juga dialami oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa banyak menghabiskan waktunya untuk chatting ketimbang mengerjakan tugas-tugas akademiknya. Peilaku menunda-nunda suatu pekerjaan dikenal dengan istilah prokrastinasi. Secara harafiah, prokrastinasi berasal dari bahasa latin “procrastinare”, dengan awalan “pro” yang berarti kepunyaan hari esok atau jika diganubung artinya menjadi “menunda sampai hari berikutnya”. Brown dan Holtzman (Rizvi, 1997) berpendapat bahwa prokrastinasi sebagai suatu kegagalan untuk memulai atau menyelesaikan suatu tugas dalam waktu tertentu. Berbeda dengan Silve (Rizvi dkk, 1997) yang berpendapat prokrastinasi lebih besar dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai, atau karena tidak memadainya penguatan atau keyakinan yang tidak rasional yang menghambat kinerja.
Kecanduan chatting adalah situasi dimana seseorang melakukan chatting sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa tanda kecanduan internet menurut Young (1999) adalah: (a) pengguna internet mangalami perasaan tidak menyenangkan ketika offline, (b) ketidakmampuan mengatur penggunaan internet, (c) berani mengambil resiko “kehilangan” karena internet dan (d) menggunakan internet sebagai cara melarikan diri dari masalah.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif anatara kecanduan chatting di internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Makin tinggi kecanduan chatting, maka makin tinggi pula prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Sebaliknya, makin rendah kecanduan chatting, maka makin rendah pula prokrastinasi akademik mahasiswa.
Metode Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa mig33 yang aktif melakukan chatting minimal 6 bulan di Salatiga dan Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala untuk mengukur kecanduan chatting dan skala untuk mengukur prokrastinasi akademik. Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan temnik korelasi Product Moment dari Karl Perason (Azwar, 1998).
Hasil
Sebelum dilakukan uji hipotesis maka perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas dan uji linearitas dengan hasil sebagai berikut:
Uji linieritas antara skala kecanduan chatting terhadap prokratinasi akademik diperoleh Flinier = 64,088 dengan p = 0,000 (p, 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa distribusi skala kecanduan chatting terhadap prokrastinasi akademik adalah linier atau kedua variabel membentuk garis lurus. Hasil uji korelasi antara kecanduan chatting dan prokrastinasi akademik mahasiswa diperoleh rxy = 0,725 dengan p = 0,000 (p,0,01) dan koefisien determinasi R2 = 0,525. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecanduan chatting dengan prokrastinasi akademik yang berarti hipotesis diterima. Sumbangan efektif yang diberikan variable kecanduan chatting terhadap prokrastinasi akademik sebesar 52,5%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat significant antara kecanduan chatting dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Young (1999) bahwa penggunaan internet secara berlebihan dapat menimbulkan seoran pelajar mengalami masalah akademik.
Sumber :

1 komentar: