Pertama kalinya saya datang ke tempat wisata Gunung Merapi didaerah Kali Adem, Sleman, Yogyakarta. Dan itu pertama kalinya juga saya datang setelah kurang lebih 3 bulan setelah terjadinya Letusan Gunung Merapi yang memakan beberapa korban. Ketika saya datang sungguh luar biasa melihat keadaan disekitar Gunung Merapi. Begitu banyak sisa-sisa batu, debu dan material vulkanik. Dan disekitarnya hanya terpampang sisa material vulkanik, tanpa ada lagi deretan pohon-pohon besar yang menurut orang tua saya banyak terdapat disekitar area ini.
Ketika saya datang, saya pun masih dapat merasakan tebalnya abu vulkanik. Hal itu saya rasakan pada saat saya menginjakkan kaki dan berjalan di area Gunung Merapi, dan sisa debu-debu yang masih berterbangan, hingga beberapa orang yang datang masih menggunakan masker sebagai penutup mulut.
Di area ini hanya tersisa pohon-pohon yang sudah mati dan batuan-batuan besar yang terlihat. Bahkan dibeberapa tempat, terdapat deretan warung yang berjualan makanan dan souvenir khas dari tempat wisata Gunung Merapi, yang setengah dari bangunanya telah tertimbun batu, debu dan material vulkanik
Kali atau sungai Gendol yang berada tepat dibawah Gunung Merapi pun setengahnya telah terisi oleh jutaan kubik sisa batu, debu dan material vulkanik karena sebagai jalur turunya lahar atau awan panas. Di area pinggir sungai ini sebagian tidak terlihat lagi adanya pepohonan yang hijau, hanya ada sisa batu dan debu vulkanik. Dan sebuah papan yang bertuliskan agar para wisatawan tidak terlalu dekat dengan pinggir sungai karena dapat menyebabkan longsor.
Saya pun melihat sebuah Bunker, yang biasanya sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya letusan Gunung Merapi yang sewaktu-waktu bisa datang. Yang menurut sebuah berita telah memakan dua korban relawan bencana. Korban yang semula bermaksud menyelamatkan diri dengan memasuki Bunker malah tertimbun partikel vulkanik yang suhunya sangat tinggi. Pada saat itu keadaan Bunker telah digali, karena sebelumnya hampir terisi oleh sisa-sisa debu maupun material vulkanik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar