Senin, 03 Januari 2011

KERUGIAN DARI STIMULASI OTAK TENGAH

Sedikit penjelasan mengenai bagian dan fungsi otak, berikut penjelasannya.

Belahan otak kiri punya fungsi tersendiri. Fungsinya meliputi berpikir: analisis, logika, urutan, detail, angka/tulisan, kata-kata, dll. Sementara belahan otak kanan meliputi fungsi berpikir: kreatif/imajinatif, emosi/perasaan, acak, menyeluruh, gambar, irama/musik, dll. Contoh penggunaan kedua belahan otak itu secara bersamaan adalah ketika seorang ibu mengajarkan nama-nama hari kepada anaknya. Sang ibu tidak hanya menyebut Senin, Selasa, …, Minggu secara datar dengan kata-kata (otak kiri saja) namun sekaligus menyanyikannya dengan irama (otak kanan). Akibatnya, kedua belahan otak digunakan seimbang. Hasilnya, proses belajar menjadi lebih mudah.

Metode lain misalnya, metode asosiasi yang membuat visualisasi (otak kanan) terhadap pelajaran yang akan diingat atau belajar dengan menggunakan mind map. Pembelajaran (kecerdasan) bukan hanya melibatkan bagian otak tertentu saja. Pembelajaran sejati melibatkan sebagian besar otak.

Banyak keuntungan dan manfaat yang dapat kita ambil dalam stimulasi otak tengah, tetapi beberapa penelitian juga menyebutkan ada dampak atau kerugian dalm pemakaian stimulasi otak tengah. Berikut beberapa penelitian dari para ahli.

Sebaliknya penelitian beberapa ahli sudah membuktikan secara ilmiah bahwa aktivasi otak tengah bisa memberikan dampak buruk bagi fungsi organ tubuh, seperti penelitian Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) membuat suatu penelitian otak tengah pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi otak tengah di daerah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan mengalami relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan hewan-hewan tersebut.

Begitu juga dengan penelitian Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) ada beberapa hal yang berubah karena aktivasi otak tengah, misalnya tekanan arteri utama (mean arterial pressure), aliran darah di ginjal (renal blood flow), aliran darah di daerah paha (femoral blood flow), persarafan daerah bawah jantung (Inferior cardiac), persarafan simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, aktivitas persarafan di daerah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal dan paha tersebut bisa mencapai 328%.

Tulisan Hugo D. Critchley, Peter Taggart dkk. (2005) membuat kita lebih terperangah lagi, karena ternyata induksi lateralisasi pada aktifitasi otak tengah dapat mengakibatkan mental stres, serta berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama jantung dan kematian mendadak (sudden death). Penyebabnya adalah karena tidak seimbangnya dorongan simpatetik persyarafan jantung.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (kecerdasan) bukan hanya melibatkan bagian otak tertentu saja. Tetapi pembelajaran sejati melibatkan sebagian besar otak. Penelitian internasional juga membuktikan bahwa otak tengah mempunyai peranan dalam penyusunan memori yang baru bersama dengan organ hipokampus yang dirangsang oleh kadar dopamin otak. Organ penyusun sistem limbic seperti amigdala, hipokampus, hipotalamus jelas berperan penting dalam penyusunan dan recalling memori. Sistem limbic merupakan sistem control emosi dan hormon sehingga proses belajar dapat dilakukan secara simultan.

Sumber :

Majalah Bahana, Juli 2010

http://pembodohanotak.wordpress.com/2010/08/01/aktivasi-otak-tengah-tak-ada-dasar-ilmiah/

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=17522

http://minmerry.com/2010/04/03/genius-karena-aktivasi-otak-tengah-mitos-science-atau-pseudoscience.html/comment-page-1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar